Keamanan pangan selalu menjadi tantangan di dalam bisnis restoran, terlebih di masa pandemi COVID-19. Untungnya, terdapat berbagai program dan sistem yang mendukung restoran dalam menjaga standar keamanan pangan di masa-masa sulit seperti pandemi.
Berikut ini tiga tantangan utama yang dapat dihadapi oleh restoran dan pelaku bisnis selama pandemi.
Pandemi tanpa disadari telah meningkatkan turnover di berbagai restoran, baik melalui Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau kelelahan karyawan. Fenomena tersebut menyebabkan kinerja yang tidak konsisten dalam memastikan standar keamanan pangan di dapur. Karyawan baru kemungkinan tidak memiliki pengalaman di dapur atau bahkan mereka tidak dilengkapi dengan sertifikat pengelola makanan atau kualifikasi yang serupa.
Karyawan yang bertahan selama gelombang turnover dapat mengalami kondisi kognitif yang berlebihan. Pasalnya mereka memiliki tuntutan tambahan untuk memastikan layanan yang diberikan. Selain menghadapi berbagai jenis pelanggan, karyawan juga harus mempelajari dan beradaptasi dengan aturan dan prosedur baru. Karyawan juga perlu melakukan upaya yang ekstra dalam menerapkan standar keamanan pangan yang ketat selama pandemi COVID-19.
Semua tuntutan ekstra ini diperparah dengan kecemasan akibat pandemi, sehingga kondisi tersebut menyebabkan stres dan kelebihan kognitif. Kelebihan kognitif sendiri berarti adanya penggunaan kapasitas otak yang berlebihan dalam berpikir dan beraktivitas.
Dalam beroperasi, restoran harus menyimpan produk dan alat penting untuk menerapkan standar keamanan pangan yang baik setiap harinya. Namun, Pandemi telah mengganggu proses rantai pasokan, terutama dengan meningkatnya permintaan. Hal ini dapat mengurangi keuntungan dan meningkatkan risiko keamanan pangan, terutama jika operasional harian Anda terganggu.
Perawatan dan pembersihan dapur menjadi sangat penting untuk memenuhi standar keamanan dan kesehatan. Namun, stress, turnover yang tinggi, kelebihan kognitif, hingga gangguan dalam operasional regular dan rantai pasok dapat menurunkan kualitas pemeliharaan.
Setelah mengidentifikasi tantangan, pemilik restoran dan pelaku usaha F&B dapat menemukan solusi untuk menjaga standar kesehatan dan keselamatan selama pandemi. Teknologi digital dapat membantu dalam melakukan tugas yang mendukung upaya mempertahankan standar. Berikut ini beberapa solusi yang dapat diterapkan oleh pemilik restoran atau pelaku bisnis F&B:
Angka turnover yang tinggi dapat membuat restoran membutuhkan karyawan yang selalu dapat beradaptasi dengan baik terhadap standar. Pemilik restoran dapat mengatasi masalah ini dengan membuat database digital yang terdiri dari program pelatihan yang praktis, yang terdiri dari beberapa daftar dan kategori tugas.
Gunakan software ceklis digital untuk melacak tugas dan persediaan penting di restoran. Ceklis ini juga dapat mencegah efek kelelahan dan mengingatkan semua karyawan untuk mengikuti prosedur yang penting. Ceklis digital juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah barang dalam inventaris dan memberikan peringatan jika barang tertentu telah melewati batas minimum yang ditetapkan. digital checklist can also be used to task the numbers of items in inventory and give a warning if certain items are low in numbers.
Software ceklis digital juga dapat digunakan untuk melacak semua pembelian yang dilakukan restoran, termasuk saat berbelanja perlengkapan kebersihan dan pemeliharaan rutin. Gunakan alat pelacak ini untuk mempertahankan jumlah persediaan dan meningkatkan komunikasi yang lebih baik dengan pemasok.
Menjaga standar keamanan pangan yang tinggi sangat penting baik selama masa COVID hingga pasca COVID. Pastikan untuk bekerja sama dengan semua karyawan menggunakan alat digital pendukung seperti Nimbly Technologies untuk terus mempertahankan standar kualitas pelayanan dan produk di restoran.